BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan merupakan permasalahan yang tiada habisnya untuk dibahas. Segala
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan baik itu teori, metode, filsafat dan
lain sebagainya secara detail telah dibahas dan diteliti mulai zaman nenek
moyang kita.
Pembahasan
mengenai filsafat ilmu tentu tidak lepas dari membahas sejarah awal mula ilmu
dan pengetahuan, pengertian, proses,
jenis-jenisnya, prosedur, paradigma, kerangka dasar teori keilmuan, dan
lain sebagainya. Sebagaimana yang kita tau, bahwa sesuatu dapat dikatakan
sebagai ilmu jika telah melalui proses penelitian, pembuktian dan lain-lain.
Pembahasan
mengenai kerangka dasar teori keilmuan, meliputi metode induksi, eksperimen,
data positif empiris, logika induksi, verifikasi, falsifikasi, revolusi sain,
dan metodologi program riset. Pembahasan-pembahasan sebagian dari yang
tersebut, telah dijelaskan. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai
revolusi sain dan metodologi program riset yang dikembangkan oleh Thomas S. Khun
dan Imre Lakatos.
B.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan makalah ini ditulis ialah untuk mengetahui:
1.
Latar
belakang pemikiran Imre Lakatos
2.
Elemen-elemen
penting dalam Program Riset
BAB II
PEMBAHASAN
A.
A. Imre Lakatos: Metodologi Program
Riset
1.
Latar
Belakang Pemikiran Lakatos
Imre Lakatos lahir di Hungaria pada tanggal 9
Nopember 1922.Menyelesaikan studi di University of Debrecen pada bidang Matimatika,
Fisika, dan Filsafat. Karirnya diawali dengan jabatan Mentri Pendidikan, namum
pemikirannya dipandang menyebabkan kekacauan politik sehingga pada tahun 1950
dipenjara selama tiga tahun, kemudian beliau menerjemah buku-buku matematika
kedalam bahas Hungaria. Karena pada tahun 1956 terjadi revolusi , Imre Lakatos
lari ke Wina yang akhirnya sampai ke London. Di London inilah kemudian Imre
Lakatos melanjutkan studi di Cambridge University dan memperoleh gelar doktor
setelah mempertahankan desertasinya: Proofs and Refutations: The Logic Of
Matematical Discovery (karya yang membahas pendekatan terhadap beberapa
metodologi matematika sebagai logika penelitian).[11]
Pada
masa-masa ini banyak gagasan tentang teori keilmuan. Sementara Khun tampil
dengan gagasan revolusi sains yang ditandai dengan perubahan paradigma, Imre
Lakatos memanfaatkan kondisi semacam ini dengan menawarkan “metodologi program riset ilmiah” sebagai evaluasi dan
kritik atas kekurangan Popper dan terutama pada Kuhn, sekaligus mengembangkan
pemikiran keduanya.[12]
Menurut
Lakatos, persoalan pokok yang berhubungan dengan logika penemuan (Logic of
Discovery) tidak bisa dibahas secara memuaskan kecuali dalam kerangka
metodologi program riset. Dalam program riset ini terdapat aturan-aturan
metodologis yang disebtu dengan “heuristik”, yaitu kerangka kerja konseptual
sebagai konsekuensi dari bahasa. Heuristik itu adalah suatu keharusan untuk
melakuakn penemuan-penemuan lewat penalaran induktif dan percobaan-percobaan
sekaligus menghindarkan kesalahan dalam memecahkan masalah.[13]
Ada dua aturan dalam riset yakni heuristik negatif (menunjukkan cara-cara yang harus
dihindarkan) dan heuristik positif (cara-cara yang harus dijalankan).[14]
Imre Lakatos mempertegas hal ini dengan
perkataannya bahwa Khun tidak faham akan falsifikasi Popper. Menurutnya
rangkaian teori-teori harus dinilai sebagai ilmiah atau tidak ilmiah dan
bukannya teori tunggal.Rangkaian ini membutuhkan suatu program riset sebagai
suatu komunitas.[15]
Inilah yang menjadi inti pokok program yang
terlindungi dari ancaman falsifikasi. Suatu program
riset berhasil apabila ia menghasilkan perubahan problem yang progresif. Jika
itu merosot berarti ia membawa kegagalan.
2. Elemen-elemen Penting dalam Program Riset
Menurut Imre Lakatos terdapat tiga elemen yang
masing mempunyai fungsi yang berbeda dan harus diketahui dalam kaitanya dengan
Program Riset, yaitu:[16]
a.
inti pokok(hard-core)
Dalam hal ini asumsi dasar yang menjadi ciri dari
program riset ilmiah yang melandasinya, yang tidak dapat ditolak atau
dimodifikasi.“Inti pokok” ini dilindungi dari ancaman falsifikasi.
b.
Lingkaran
Pelindung (Protective-belt)
Terdiri dari hepotesa-hipotesa bantu(auxiliary
hypothese) dalam kondisi-kondisi awal. Dalam mengartikulasi lingkaran
pelindung, lingkaran pelindung ini harus menahan berbagai serangan, pengujian
dan memperoleh penyesuaian, bahkan perubahan dan pengertian, demi
mempertahankan hard-core.
c.
Serangkaian
Teori (a series theory)
yaitu keterkaitan teori di mana
teori yang berikutnya merupakan akibat dari klausul bantu yang ditambahkan dari
teori sebelumnya. Untuk itu, bagi Lakatos, yang harus dinilai sebagai ilmiah
atau tidak ilmiah bukanlah teori tunggal, melainkan rangkaian beberapa
teori.Yang terpenting dari serangkaian perkembangan ilmu dan rangkaian teori
ada ditandai oleh kontinuitas yang pasti.Kontinuitas ini berangkat dari program
riset yang murni.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Thomas Samuel Kuhn (18 Juli 1922 – 17 Juni 1996) lahir
di Cincinnati, Ohio, ia adalah seorang Fisikawan Amerika dan filsuf
yang menulis secara ekstensif tentang sejarah ilmu pengetahuan dan
mengembangkan gagasan penting dalam sosiologi dan filsafat
ilmu.
2. Istilah revolusi bisa diartikan sebagai sebuah perubahan sosial dan kebudayaan yang
berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Ketika seluruh komponen masyarakat melihat ada sistem yang berjalan namun tidak
mampu menjadi alternatif untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat, di saat itulah
revolusi dimulai.
3. Proses revolusi dimulai dari paradigma baru yang
berusaha menyempurnakan kekurangan pada
paradigma lama. Pada proses revolusi sains ini, hampir seluruh kosa kata,
istilah-istilah, konsep-konsep, idiom-idiom, cara penyelesaian persolan, cara
berfikir, cara mendekati persoalan berubah dengan sendirinya. Tentu perangkat
yang lama yang mungkin masih relefan untuk difungsikan tetap tidak
dikesampingkan. Tetapi, jika cara pemecahan persoalan model lama memang sama
sekali tidak dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang datang kemudian,
maka secara otomatis dibutuhkan seperangkat cara, rumusan dan wawasan yang baru
untuk memecahkan persoalan-persoalan yang baru , yang timbul akibat kemajuan
ilmu dan tekhnologi, yang berakibat pula pada perluasan wawasan dan pengalaman
manusia itu sendiri.
4. Latar belakang pemikiran Imre Lakatos dengan menawarkan “metodologi program riset ilmiah” ialah sebagai evaluasi
dan kritik atas kekurangan Popper dan terutama pada Kuhn, sekaligus
mengembangkan pemikiran keduanya. Imre Lakatos mempertegas hal ini dengan
perkataannya bahwa Khun tidak faham akan falsifikasi Popper. Menurutnya
rangkaian teori-teori harus dinilai sebagai ilmiah atau tidak ilmiah dan
bukannya teori tunggal. Rangkaian ini membutuhkan suatu program riset sebagai
suatu komunitas.
5. Elemen penting dalam program riset antara lain:
a.
inti pokok(hard-core)
b.
Lingkaran
Pelindung (Protective-belt)
c.
Serangkaian
Teori (a series theory)
Daftar Pustaka
Burung,
Alexander. “Thomas Kuhn” .
Diakses dari http://plato.stanford.edu/entries/thomas-kuhn/. Pada 17 Agustus 2004.
Huda,
M Nur. “Program Riset (Pemikiran Imre
Lakatos)”, Diakses dari http://pendidikan-pemikiran.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html?showComment=1334273681404#c1011544283430837873. pada Tanggal, 09 Januari
2012
Kebung,
Kondrat. (2011). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Kuhn,
Thomas. (1993). Peran Pradigma dalam Revolui Sains, terjemah
dari The Structure of Scientific Revolutions. Bandung : CV.
Remaja Karya.
Muslih,
Muhammad. (2008). Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi
Dasar Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta:
Belukar
[1]Alexander
Burung, “Thomas Kuhn” ,
Diakses pada 17 Agustus 2004, dari
http://plato.stanford.edu/entries/thomas-kuhn/.
[2]Ibid.
[3]Tanpa Nama, “Revolusi”, Diakses pada Tanggal 25 November 2011,
Dari http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi.
[5]Ibid.
[7]Thomas Kuhn, Peran Pradigma dalam Revolui
Sains, terjemah dari The Structure of Scientific
Revolutions, (Bandung : CV. Remaja Karya, 1993), h. 91
[8]Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar
Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta:
Belukar, 2008), h. 132.
[9]Thomas Kuhn, Op. Cit., h. 101.
[10]Muhammad Muslih, Op. Cit.,, h. 133.
[11] M Nur Huda, “Program Riset (Pemikiran Imre Lakatos)”, Diakses pada
Tanggal, 09 Januari 2012 dari
http://pendidikan-pemikiran.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html?showComment=1334273681404#c1011544283430837873
[12] Mohammad Muslih, Op. Cit., h. 69
[14]Kondrat Kebung, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2011), h. 182
[16]Mohammad Muslih, Op. Cit., h. 71
Tidak ada komentar:
Posting Komentar