Sabtu, 29 September 2012

imre lakatos program riset

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan permasalahan yang tiada habisnya untuk dibahas. Segala yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan baik itu teori, metode, filsafat dan lain sebagainya secara detail telah dibahas dan diteliti mulai zaman nenek moyang kita.
Pembahasan mengenai filsafat ilmu tentu tidak lepas dari membahas sejarah awal mula ilmu dan pengetahuan, pengertian, proses,  jenis-jenisnya, prosedur, paradigma, kerangka dasar teori keilmuan, dan lain sebagainya. Sebagaimana yang kita tau, bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai ilmu jika telah melalui proses penelitian, pembuktian dan lain-lain.
Pembahasan mengenai kerangka dasar teori keilmuan, meliputi metode induksi, eksperimen, data positif empiris, logika induksi, verifikasi, falsifikasi, revolusi sain, dan metodologi program riset. Pembahasan-pembahasan sebagian dari yang tersebut, telah dijelaskan. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai revolusi sain dan metodologi program riset yang dikembangkan oleh Thomas S. Khun dan Imre Lakatos.
B.     Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan makalah ini ditulis ialah untuk mengetahui:

1.      Latar belakang pemikiran Imre Lakatos
2.      Elemen-elemen penting dalam Program Riset

BAB II
PEMBAHASAN
A.   
A.     Imre Lakatos:  Metodologi Program Riset
1.      Latar Belakang Pemikiran Lakatos
Imre Lakatos lahir di Hungaria pada tanggal 9 Nopember 1922.Menyelesaikan studi di University of Debrecen pada bidang Matimatika, Fisika, dan Filsafat. Karirnya diawali dengan jabatan Mentri Pendidikan, namum pemikirannya dipandang menyebabkan kekacauan politik sehingga pada tahun 1950 dipenjara selama tiga tahun, kemudian beliau menerjemah buku-buku matematika kedalam bahas Hungaria. Karena pada tahun 1956 terjadi revolusi , Imre Lakatos lari ke Wina yang akhirnya sampai ke London. Di London inilah kemudian Imre Lakatos melanjutkan studi di Cambridge University dan memperoleh gelar doktor setelah mempertahankan desertasinya: Proofs and Refutations: The Logic Of Matematical Discovery (karya yang membahas pendekatan terhadap beberapa metodologi matematika sebagai logika penelitian).[11]
Pada masa-masa ini banyak gagasan tentang teori keilmuan. Sementara Khun tampil dengan gagasan revolusi sains yang ditandai dengan perubahan paradigma, Imre Lakatos memanfaatkan kondisi semacam ini dengan menawarkan “metodologi program riset ilmiah” sebagai evaluasi dan kritik atas kekurangan Popper dan terutama pada Kuhn, sekaligus mengembangkan pemikiran keduanya.[12]
Menurut Lakatos, persoalan pokok yang berhubungan dengan logika penemuan (Logic of Discovery) tidak bisa dibahas secara memuaskan kecuali dalam kerangka metodologi program riset. Dalam program riset ini terdapat aturan-aturan metodologis yang disebtu dengan “heuristik”, yaitu kerangka kerja konseptual sebagai konsekuensi dari bahasa. Heuristik itu adalah suatu keharusan untuk melakuakn penemuan-penemuan lewat penalaran induktif dan percobaan-percobaan sekaligus menghindarkan kesalahan dalam memecahkan masalah.[13] Ada dua aturan dalam riset yakni heuristik negatif  (menunjukkan cara-cara yang harus dihindarkan) dan heuristik positif (cara-cara yang harus dijalankan).[14]
Imre Lakatos mempertegas hal ini dengan perkataannya bahwa Khun tidak faham akan falsifikasi Popper. Menurutnya rangkaian teori-teori harus dinilai sebagai ilmiah atau tidak ilmiah dan bukannya teori tunggal.Rangkaian ini membutuhkan suatu program riset sebagai suatu komunitas.[15]
Inilah yang menjadi inti pokok program yang terlindungi dari ancaman falsifikasi. Suatu program riset berhasil apabila ia menghasilkan perubahan problem yang progresif. Jika itu merosot berarti ia membawa kegagalan.
2.      Elemen-elemen Penting dalam Program Riset
Menurut Imre Lakatos terdapat tiga elemen yang masing mempunyai fungsi yang berbeda dan harus diketahui dalam kaitanya dengan Program Riset, yaitu:[16]
a.       inti pokok(hard-core)
Dalam hal ini asumsi dasar yang menjadi ciri dari program riset ilmiah yang melandasinya, yang tidak dapat ditolak atau dimodifikasi.“Inti pokok” ini dilindungi dari ancaman falsifikasi.

b.      Lingkaran Pelindung (Protective-belt)
Terdiri dari hepotesa-hipotesa bantu(auxiliary hypothese) dalam kondisi-kondisi awal. Dalam mengartikulasi lingkaran pelindung, lingkaran pelindung ini harus menahan berbagai serangan, pengujian dan memperoleh penyesuaian, bahkan perubahan dan pengertian, demi mempertahankan hard-core.

c.       Serangkaian Teori (a series theory)
yaitu keterkaitan teori di mana teori yang berikutnya merupakan akibat dari klausul bantu yang ditambahkan dari teori sebelumnya. Untuk itu, bagi Lakatos, yang harus dinilai sebagai ilmiah atau tidak ilmiah bukanlah teori tunggal, melainkan rangkaian beberapa teori.Yang terpenting dari serangkaian perkembangan ilmu dan rangkaian teori ada ditandai oleh kontinuitas yang pasti.Kontinuitas ini berangkat dari program riset yang murni.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Thomas Samuel Kuhn (18 Juli 1922 – 17 Juni 1996) lahir di Cincinnati, Ohio, ia adalah seorang  Fisikawan Amerika dan filsuf yang menulis secara ekstensif tentang sejarah ilmu pengetahuan dan mengembangkan gagasan penting dalam sosiologi dan filsafat ilmu.
2.      Istilah revolusi bisa diartikan sebagai sebuah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Ketika seluruh komponen masyarakat melihat ada sistem yang berjalan namun tidak mampu menjadi alternatif untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat, di saat itulah revolusi dimulai.
3.      Proses revolusi dimulai dari paradigma baru yang berusaha menyempurnakan kekurangan pada paradigma lama. Pada proses revolusi sains ini, hampir seluruh kosa kata, istilah-istilah, konsep-konsep, idiom-idiom, cara penyelesaian persolan, cara berfikir, cara mendekati persoalan berubah dengan sendirinya. Tentu perangkat yang lama yang mungkin masih relefan untuk difungsikan tetap tidak dikesampingkan. Tetapi, jika cara pemecahan persoalan model lama memang sama sekali tidak dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang datang kemudian, maka secara otomatis dibutuhkan seperangkat cara, rumusan dan wawasan yang baru untuk memecahkan persoalan-persoalan yang baru , yang timbul akibat kemajuan ilmu dan tekhnologi, yang berakibat pula pada perluasan wawasan dan pengalaman manusia itu sendiri.
4.      Latar belakang pemikiran Imre Lakatos dengan menawarkan “metodologi program riset ilmiah” ialah sebagai evaluasi dan kritik atas kekurangan Popper dan terutama pada Kuhn, sekaligus mengembangkan pemikiran keduanya. Imre Lakatos mempertegas hal ini dengan perkataannya bahwa Khun tidak faham akan falsifikasi Popper. Menurutnya rangkaian teori-teori harus dinilai sebagai ilmiah atau tidak ilmiah dan bukannya teori tunggal. Rangkaian ini membutuhkan suatu program riset sebagai suatu komunitas.
5.      Elemen penting dalam program riset antara lain:
a.       inti pokok(hard-core)
b.      Lingkaran Pelindung (Protective-belt)
c.       Serangkaian Teori (a series theory)















Daftar Pustaka
Burung, Alexander. “Thomas Kuhn” . Diakses dari http://plato.stanford.edu/entries/thomas-kuhn/. Pada 17 Agustus 2004.
Huda, M Nur.  “Program Riset (Pemikiran Imre Lakatos)”, Diakses dari http://pendidikan-pemikiran.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html?showComment=1334273681404#c1011544283430837873. pada Tanggal, 09 Januari 2012
Kebung, Kondrat. (2011). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Kuhn, Thomas. (1993). Peran Pradigma dalam Revolui Sains, terjemah dari The Structure of Scientific Revolutions. Bandung : CV. Remaja Karya.
Muslih, Muhammad. (2008). Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Belukar
Revolusi.  Diakses, dari   http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi,  pada Tanggal 25 November 2011.






[1]Alexander Burung, Thomas Kuhn” , Diakses pada 17 Agustus 2004, dari http://plato.stanford.edu/entries/thomas-kuhn/.
[2]Ibid.
[3]Tanpa Nama, “Revolusi”, Diakses pada Tanggal 25 November 2011, Dari   http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi.
[4] Ibid.
[5]Ibid.
[6] Ibid.
[7]Thomas Kuhn, Peran Pradigma dalam Revolui Sains, terjemah dari The Structure of Scientific Revolutions, (Bandung : CV. Remaja Karya, 1993),  h. 91
[8]Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu: Kajian Atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Belukar, 2008), h. 132.
[9]Thomas Kuhn, Op. Cit., h. 101.
[10]Muhammad Muslih, Op. Cit.,, h. 133.
[11] M Nur Huda, “Program Riset (Pemikiran Imre Lakatos)”, Diakses pada Tanggal, 09 Januari 2012 dari http://pendidikan-pemikiran.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html?showComment=1334273681404#c1011544283430837873
[12] Mohammad Muslih, Op. Cit., h. 69
[13]Ibid., h. 70.
[14]Kondrat Kebung, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 182
[15]Ibid., h.182
[16]Mohammad Muslih, Op. Cit., h. 71

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu

Pengikut